Hati-hati dengan Bosan


Emosi - Rasa bosan

Saya hampir menyangka bahwa Bosan sama dengan Galau. Untungnya Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bukan. Rasa bosan yang saya maksud disini bukanlah rasa bosan yang muncul saat menunggu antrian panjang. Melainkan rasa bosan yang muncul dalam menjalani hidup yang masih panjang.

Sebenarnya rasa bosan mengindikasikan bahwa saat ini kita berada di zona nyaman yang sayangnya sudah tidak nyaman lagi bagi kita. Dan ini artinya kita membutuhkan sebuah tantangan untuk bertumbuh lagi.

Banyak orang justru mencari sesuatu yang baru, mengubah jalur untuk mengatasi rasa bosan ini. Pindah jalur bukanlah sesuatu yang salah. Asalkan jalur yang dipilih masih sesuai dengan value atau nilai-nilai hidup yang telah kita tentukan. Seringkali justru jalur baru yang dipilih ini jauh dari value hidupnya. Akhirnya, alih-alih keluar dari rasa bosan, yang didapat justru perasaan tidak nyaman, pikiran kacau tidak keruan Barangkali ini yang disebut Galau yang sesungguhnya. :D

Saya jadi ingat kisah dua penggali sumur. Penggali pertama adalah penggali yang mudah bosan. Dia menggali tanah sedalam lima meter dan memutuskan bahwa dia berada di lubang yang salah. Dia pindah lubang lagi, dia gali sedalam lima meter lagi, dan dia juga memutuskan dia di lubang yang salah.

Ini terjadi berulang-ulang. Padahal air baru ada di kedalaman sepuluh meter. Akhirnya dia hanya memiliki banyak lubang dalam hidupnya, tanpa sekalipun menemukan air. Jika saja tenaga yang digunakan untuk menggali lubang kedua itu dialihkan untuk menggali lubang pertama saja, barangkali dia sudah menemukan air.

Penggali sumur kedua adalah penggali sumur yang gigih, setelah menggali cukup dalam dia akhirnya menemukan air. Dia bukan pembosan, meskipun dia telah mendapatkan banyak air. Dia mempertahankan kegigihannya untuk menggali lebih dalam lagi, dan akhirnya dia mendapatkan benda jernih yang padat bernama berlian.

Pertanyaan untuk kita sekarang, penggali sumur yang manakah kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar